Parepare — Setelah menuntaskan kunjungan kaderisasi di Pangkep, rombongan Kopri PKC PMII Sulawesi Selatan melanjutkan perjalanan ke Kota Parepare dalam rangkaian Kopri Tour Sulsel Part 2, Jumat (24/10/25). Kunjungan ini kembali menjadi ruang refleksi dan konsolidasi antara pengurus wilayah dan cabang untuk membaca arah kaderisasi Kopri di tingkat cabang, komisariat dan rayon.
Dalam forum diskusi yang berlangsung dinamis, para ketua Kopri dari berbagai tingkat kepengurusan menyampaikan pandangan mereka tentang kondisi kaderisasi terkini.
Ketua Kopri Rayon Tarbiyah IAIN Parepare, Yusra, menilai perlunya ruang sekretariat khusus agar kegiatan Kopri di tingkat rayon dapat berjalan lebih terarah. “Kami ingin ada sekretariat yang bisa menjadi pusat aktivitas kader perempuan, tempat bertemu, berdiskusi, dan merancang kegiatan bersama,” ujarnya.
Dari Rayon Fuad, Erina menambahkan bahwa penguatan struktur dan pelantikan pengurus menjadi langkah penting untuk meningkatkan semangat kader dalam berkegiatan. "Kami harapkan proses pelantikan dan pembinaan dapat berlangsung lebih cepat agar roda organisasi lebih hidup." tegasnya.
Sementara itu, Ketua Kopri Cabang Parepare, Hajra, mencatat adanya penurunan minat kader dalam mengikuti kajian dalam beberapa waktu terakhir. Namun ia optimistis, semangat belajar dan berdiskusi masih bisa dibangkitkan kembali dengan pola kaderisasi yang lebih kreatif dan relevan dengan kebutuhan kader hari ini.
“Kami sedang mencari pola yang bisa menghubungkan minat kader dengan isu-isu aktual perempuan dan mahasiswa,” katanya.
Langkah penguatan juga tengah disiapkan oleh Ketua Kopri Komisariat IAIN Parepare, Aisyah Djauhar, yang berencana menggelar Sekolah Islam Gender (SIG) sebagai upaya memperkuat kaderisasi di tingkat komisariat hingga rayon. “SIG ini diharapkan menjadi ruang belajar bersama, sekaligus wadah menanamkan semangat keberlanjutan gerakan Kopri di kampus,” jelasnya.
Adapun dari Komisariat STAI DDI Parepare, Juliana menyampaikan bahwa struktur Kopri di kampusnya masih dalam tahap pembentukan. "Di Komisariat STAI DDI belum terbentuk kepengurusan Koprinya, namun kita akan segera membangun kepengurusan agar Kopri bisa aktif berkontribusi di lingkungan kampus" ungkapnya.
Menanggapi berbagai masukan itu, Kopri PKC PMII Sulsel menegaskan kembali komitmennya untuk terus mendampingi cabang dan komisariat melalui empat agenda besar: Sekolah Kader Kopri (SKK), Sapa Kopri, pelatihan menulis bagi kader perempuan, serta penerbitan buku gagasan Kopri se-Sulawesi Selatan.
Program-program tersebut diharapkan dapat menjadi jembatan antara semangat belajar kader dan kebutuhan akan ruang ekspresi intelektual perempuan PMII.
Kunjungan ke Parepare ini meneguhkan bahwa kaderisasi perempuan pergerakan bukan sekadar urusan administratif, tetapi perjalanan panjang menumbuhkan kesadaran, solidaritas, dan gagasan.
Di tengah keterbatasan fasilitas dan padatnya aktivitas kampus, Kopri Parepare tetap menunjukkan tekad untuk bergerak — menjaga agar semangat pergerakan perempuan muda PMII terus menyala di bumi Ajatappareng. (jml)