Skip to Content

Merdeka Belajar, Merdeka Merasa: Kajian Koprilogi Rayon Tarbiyah Angkat Kedaulatan Perasaan Perempuan

June 1, 2025 by
Merdeka Belajar, Merdeka Merasa: Kajian Koprilogi Rayon Tarbiyah Angkat Kedaulatan Perasaan Perempuan
Korps PMII Putri Sulawesi Selatan
| No comments yet

Parepare – Di tengah narasi pendidikan yang cenderung menuntut pencapaian logika, KOPRI Rayon Tarbiyah Komisariat IAIN Parepare kembali membuka ruang kritis dan reflektif bagi kader-kader perempuan melalui kajian Koprilogi (Kopri Dialog Islami dan Ideologi), Senin sore (2/6/2025), bertempat di Gazebo FK Tarbiyah IAIN Parepare.

Kajian ini mengangkat tema yang tak biasa: “Pendidikan Perempuan dan Kedaulatan Perasaan: Merdeka Belajar, Merdeka Merasa.” Tema ini bukan sekadar wacana teoritik, melainkan pembacaan tajam atas realitas sehari-hari yang dialami oleh perempuan, khususnya di ruang-ruang akademik.

“Banyak dari kita diajari cara menjawab soal ujian, tapi tidak diajari mengenali dan menyembuhkan luka. Kita pandai berpikir, tapi asing dengan perasaan sendiri,” ungkap Miftah (Alumni Sekolah Epistemologi PMII) pemantik dalam kajian tersebut.

Kegiatan ini dihadiri oleh kader-kader Kopri Rayon Tarbiyah yang terlihat antusias sejak awal. Diskusi berlangsung hangat, bahkan mengalir ke arah testimoni pengalaman pribadi yang selama ini jarang mendapat tempat di forum organisasi.

Dalam pemaparan dan diskusi, terungkap bahwa sistem pendidikan yang menekankan kompetisi dan rasionalitas sering membuat perempuan memendam rasa lelah, takut gagal, bahkan kehilangan identitas dirinya. Ruang-ruang formal nyaris tak menyediakan tempat bagi proses ‘merasa’—padahal perasaan adalah bagian penting dari tumbuh kembang jiwa perempuan.

Kajian ini bukan sekadar pembacaan kritis, tapi juga ajakan: untuk membangun ruang kaderisasi yang manusiawi. Ruang di mana perempuan bisa berpikir dan merasa, tanpa dihakimi. Bisa kuat dan rapuh, tanpa harus malu. Bisa diam dan menangis, tanpa dituntut selalu tangguh.

“Perasaan perempuan bukan beban. Ia bagian dari strategi bertahan. Maka, pendidikan yang berpihak pada perempuan harus memberi ruang bagi keduanya: logika dan rasa,” tutur Miftah.

Program Koprilogi memang dirancang bukan hanya sebagai kajian ideologis, tapi juga ruang penyadaran emosional. Ketua Kopri Rayon Tarbiyah IAIN Parepare Yusra, menyebut bahwa gerakan perempuan yang ingin berkelanjutan harus dimulai dari keberanian untuk jujur pada diri sendiri.

“Kami tidak ingin kader hanya sekadar hadir di forum-forum formal. Kami ingin mereka pulang dari kajian dengan lebih mengenal dirinya, lebih mencintai dirinya, dan lebih siap menyuarakan pengalaman batinnya,” ujar Yusra.

Sebelumnya, edisi Koprilogi April lalu mengangkat tema “Jejak Emansipasi: Dari Kartini Hingga Perempuan Masa Kini”. Kajian itu sukses membangun kesadaran historis perempuan dan mengundang antusiasme tinggi.

Adapun agenda selanjutnya telah dipersiapkan dengan tema “Moderasi Beragama dalam Perspektif Perempuan Muda”, yang akan mengupas cara perempuan menjadi pelaku aktif dalam membumikan nilai-nilai toleransi dan keberagaman. (jml)

in News
Merdeka Belajar, Merdeka Merasa: Kajian Koprilogi Rayon Tarbiyah Angkat Kedaulatan Perasaan Perempuan
Korps PMII Putri Sulawesi Selatan June 1, 2025

Share this post

Our blogs

Archive

Sign in to leave a comment